Biomolekul
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Biomolekul merupakan senyawa-senyawa
organik
sederhana pembentuk organisme hidup dan bersifat khas sebagai produk
aktivitas biologis. Biomolekul dapat dipandang sebagai turunan
hidrokarbon, yaitu senyawa karbon dan hidrogen yang mempunyai kerangka dasar yang tersusun dari atom karbon, yang disatukan oleh
ikatan kovalen. Kerangka dasar hidrokarbon bersifat sangat stabil, karena ikatan tunggal dan ganda karbon-karbon menggunakan pasangan
elektron bersama-sama secara merata. Biomolekul bersifat polifungsionil, mengandung dua atau lebih jenis
gugus fungsi yang berbeda. Pada molekul tersebut, tiap gugus fungsi mempunyai sifat dan reaksi kimia sendiri-sendiri.
Bentuk senyawa biomolekul
Senyawa-senyawa biomolekul biasanya dikenal dalam empat bentuk:
protein,
asam nukleat,
karbohidrat, dan
lipid.
Keempat golongan biomolekul tersebut mempunyai sifat umum memiliki
struktur yang relatif besar (berat molekul besar), dan karenanya disebut
makromolekul.
Berat molekul
(BM) protein berkisar antara 5000 sampai lebih dari 1 juta; berat
molekul berbagai jenis asam nukleat berkisar sampai beberapa milyar,
karbohidrat (polisakarida) dapat memiliki berat molekul sampai jutaan.
Molekul lipid jauh lebih kecil (BM 750 sampai 1500). Tetapi karena lipid
umumnya terbentuk dari ribuan molekul sehingga membentuk struktur
berukuran besar yang berfungsi seperti sistem makromolekuler, struktrur
lipid juga dapat dianggap sebagai makromolekul.
Protein merupakan
polimer asam-
asam amino, karbohidrat merupakan polimer
monosakarida,
asam nukleat merupakan polimer mononukleatida. Monomer lipid ada
bermacam-macam, bergantung pada jenis lipidnya, diantaranya asam lemak,
kolin, etanolamin, serin dan lain-lain.
Fungsi biomolekul
Biomolekul mempunyai fungsi tertentu dalam sel, misalnya:
- protein sebagai enzim, alat transpor, antibodi, hormon dan pembentuk membran;
- karbohidrat sebagai sumber energi, komponen pembentuk membran dan dinding sel;
- lipid sebagai sumber energi, hormon, dan pembentuk sel;
- asam nukleat sebagai faktor genetika, koenzim, pembawa energi, dan pengatur biosintesis protein.
Karbohidrat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Karbohidrat ('
hidrat dari
karbon',
hidrat arang) atau
sakarida (dari
bahasa Yunani σάκχαρον, sákcharon, berarti "
gula") adalah segolongan besar
senyawa organik yang paling melimpah di bumi. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh
makhluk hidup, terutama sebagai
bahan bakar (misalnya
glukosa), cadangan makanan (misalnya
pati pada tumbuhan dan
glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya
selulosa pada tumbuhan,
kitin pada
hewan dan
jamur).
[1] Pada proses
fotosintesis,
tetumbuhan hijau mengubah
karbon dioksida menjadi karbohidrat.
Secara
biokimia,
karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton,
atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis.
[2] Karbohidrat mengandung
gugus fungsi karbonil (sebagai
aldehida atau
keton) dan banyak gugus
hidroksil. Pada awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai rumus (CH
2O)
n, yaitu senyawa-senyawa yang
n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh
n molekul air.
[3] Namun demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian dan ada pula yang mengandung
nitrogen,
fosforus, atau
sulfur.
[2]
Bentuk
molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul
gula sederhana yang disebut
monosakarida, misalnya glukosa,
galaktosa, dan
fruktosa. Banyak karbohidrat merupakan
polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai yang panjang serta dapat pula bercabang-cabang, disebut
polisakarida,
misalnya pati, kitin, dan selulosa. Selain monosakarida dan
polisakarida, terdapat pula disakarida (rangkaian dua monosakarida) dan
oligosakarida (rangkaian beberapa monosakarida).
Peran biologis
Peran dalam biosfer
Fotosintesis menyediakan makanan bagi hampir seluruh kehidupan di bumi, baik secara langsung atau tidak langsung. Organisme
autotrof seperti tumbuhan hijau,
bakteri, dan
alga fotosintetik memanfaatkan hasil fotosintesis secara langsung. Sementara itu, hampir semua organisme
heterotrof, termasuk
manusia, benar-benar bergantung pada organisme autotrof untuk mendapatkan makanan.
[4]
Pada proses
fotosintesis,
karbon dioksida diubah menjadi karbohidrat yang kemudian dapat
digunakan untuk mensintesis materi organik lainnya. Karbohidrat yang
dihasilkan oleh fotosintesis ialah gula berkarbon tiga yang dinamai
gliseraldehida 3-fosfat.menurut
rozison (2009) Senyawa ini merupakan bahan dasar senyawa-senyawa lain
yang digunakan langsung oleh organisme autotrof, misalnya glukosa,
selulosa, dan amilum.
Peran sebagai bahan bakar dan nutrisi
Kentang merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung banyak karbohidrat.
Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh makhluk hidup. Monosakarida, khususnya
glukosa, merupakan
nutrien utama
sel. Misalnya, pada
vertebrata, glukosa mengalir dalam aliran
darah sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel tubuh tersebut menyerap glukosa dan mengambil
tenaga yang tersimpan di dalam molekul tersebut pada proses
respirasi seluler
untuk menjalankan sel-sel tubuh. Selain itu, kerangka karbon
monosakarida juga berfungsi sebagai bahan baku untuk sintesis jenis
molekul organik kecil lainnya, termasuk
asam amino dan
asam lemak.
[1]
Sebagai
nutrisi untuk
manusia, 1
gram karbohidrat memiliki nilai energi 4
Kalori.
[5] Dalam menu makanan orang
Asia Tenggara termasuk
Indonesia,
umumnya kandungan karbohidrat cukup tinggi, yaitu antara 70–80%. Bahan
makanan sumber karbohidrat ini misalnya padi-padian atau
serealia (
gandum dan
beras),
umbi-umbian (
kentang,
singkong,
ubi jalar), dan
gula.
[6]
Namun demikian, daya cerna tubuh manusia terhadap karbohidrat
bermacam-macam bergantung pada sumbernya, yaitu bervariasi antara
90%–98%.
Serat menurunkan daya cerna karbohidrat menjadi 85%.
[7] Manusia tidak dapat mencerna selulosa sehingga serat selulosa yang dikonsumsi manusia hanya lewat melalui
saluran pencernaan dan keluar bersama
feses.
Serat-serat selulosa mengikis dinding saluran pencernaan dan
merangsangnya mengeluarkan lendir yang membantu makanan melewati saluran
pencernaan dengan lancar sehingga selulosa disebut sebagai bagian
penting dalam menu makanan yang sehat. Contoh makanan yang sangat kaya
akan serat selulosa ialah
buah-buahan segar,
sayur-sayuran, dan
biji-bijian.
[8]
Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh
[rujukan?], berperan penting dalam proses metabolisme dalam tubuh, dan pembentuk struktur sel dengan mengikat protein dan lemak.
Peran sebagai cadangan energi
Beberapa jenis polisakarida berfungsi sebagai materi simpanan atau cadangan, yang nantinya akan di
hidrolisis untuk menyediakan gula bagi sel ketika diperlukan.
Pati merupakan suatu polisakarida simpanan pada tumbuhan. Tumbuhan menumpuk pati sebagai granul atau butiran di dalam
organel plastid, termasuk
kloroplas. Dengan mensintesis pati, tumbuhan dapat menimbun kelebihan
glukosa. Glukosa merupakan bahan bakar sel yang utama, sehingga pati merupakan energi cadangan.
[9]
Sementara itu, hewan menyimpan polisakarida yang disebut
glikogen. Manusia dan vertebrata lainnya menyimpan glikogen terutama dalam sel
hati dan
otot.
Penguraian glikogen pada sel-sel ini akan melepaskan glukosa ketika
kebutuhan gula meningkat. Namun demikian, glikogen tidak dapat
diandalkan sebagai sumber energi hewan untuk jangka waktu lama. Glikogen
simpanan akan terkuras habis hanya dalam waktu sehari kecuali kalau
dipulihkan kembali dengan mengonsumsi makanan.
[9]
Peran sebagai materi pembangun
Organisme membangun materi-materi kuat dari polisakarida struktural. Misalnya,
selulosa ialah komponen utama
dinding sel
tumbuhan. Selulosa bersifat seperti serabut, liat, tidak larut di dalam
air, dan ditemukan terutama pada tangkai, batang, dahan, dan semua
bagian berkayu dari jaringan tumbuhan.
[10] Kayu terutama terbuat dari selulosa dan polisakarida lain, misalnya
hemiselulosa dan
pektin. Sementara itu,
kapas terbuat hampir seluruhnya dari selulosa.
Polisakarida struktural penting lainnya ialah
kitin, karbohidrat yang menyusun kerangka luar (eksoskeleton)
arthropoda (
serangga,
laba-laba,
crustacea, dan hewan-hewan lain sejenis). Kitin murni mirip seperti kulit, tetapi akan mengeras ketika dilapisi
kalsium karbonat. Kitin juga ditemukan pada dinding sel berbagai jenis
fungi.
[8]
Sementara itu, dinding sel
bakteri terbuat dari struktur gabungan karbohidrat polisakarida dengan
peptida, disebut
peptidoglikan. Dinding sel ini membentuk suatu kulit kaku dan berpori membungkus sel yang memberi perlindungan fisik bagi
membran sel yang lunak dan
sitoplasma di dalam sel.
[11]
Karbohidrat struktural lainnya yang juga merupakan molekul gabungan karbohidrat dengan molekul lain ialah
proteoglikan,
glikoprotein, dan
glikolipid. Proteoglikan maupun glikoprotein terdiri atas karbohidrat dan
protein,
namun proteoglikan terdiri terutama atas karbohidrat, sedangkan
glikoprotein terdiri terutama atas protein. Proteoglikan ditemukan
misalnya pada perekat antarsel pada jaringan,
tulang rawan, dan
cairan sinovial yang melicinkan
sendi otot. Sementara itu, glikoprotein dan glikolipid (gabungan karbohidrat dan
lipid) banyak ditemukan pada permukaan sel hewan.
[12] Karbohidrat pada glikoprotein umumnya berupa oligosakarida dan dapat berfungsi sebagai penanda sel. Misalnya, empat
golongan darah manusia pada sistem ABO (A, B, AB, dan O) mencerminkan keragaman oligosakarida pada permukaan sel darah merah.
[13]
Klasifikasi karbohidrat
Monosakarida
Monosakarida merupakan karbohidrat paling sederhana karena molekulnya hanya terdiri atas beberapa
atom C dan tidak dapat diuraikan dengan cara
hidrolisis menjadi karbohidrat lain. Monosakarida dibedakan menjadi
aldosa dan
ketosa. Contoh dari aldosa yaitu
glukosa dan
galaktosa. Contoh ketosa yaitu
fruktosa.
Disakarida dan oligosakarida
Disakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari dua molekul monosakarida yang berikatan melalui gugus -OH dengan melepaskan molekul
air. Contoh dari disakarida adalah
sukrosa,
laktosa, dan
maltosa.
Oligosakarida adalah polimer derajat polimerisasi 2 sampai 10 dan
biasanya bersifat larut dalam air. Oligosakarida yang terdiri dari 2
molekul disebut disakarida, dan bila terdiri dari 3 molekul disebut
triosa. Bila sukrosa (sakarosa atau gula tebu). Terdiri dari molekul
glukosa dan fruktosa, laktosa terdiri dari molekul glukosa dan
galaktosa. Polisakarida Polisakarida merupakan polimer molekul-molekul
monosakarida yang dapat berantai lurus atau bercabang dan dapat
dihidrolisis dengan enzim-enzim yang spesifik kerjanya.
Polisakarida
Polisakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari banyak sakarida sebagai monomernya. Rumus umum polisakarida yaitu C
6(H
10O
5)
n. Contoh polisakarida adalah
selulosa,
glikogen, dan
amilum.
Protein
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Segelas susu
sapi. Susu sapi merupakan salah satu sumber protein.
Protein (asal kata
protos dari
bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah
senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan
polimer dari
monomer-
monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan
ikatan peptida. Molekul protein mengandung
karbon,
hidrogen,
oksigen,
nitrogen dan kadang kala
sulfur serta
fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua
sel makhluk hidup dan
virus.
Kebanyakan protein merupakan
enzim
atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural
atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi
sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai
antibodi, sistem kendali dalam bentuk
hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber
gizi, protein berperan sebagai sumber
asam amino bagi
organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
Protein merupakan salah satu dari
biomolekul raksasa, selain
polisakarida,
lipid, dan
polinukleotida, yang merupakan penyusun utama
makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu
molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh
Jöns Jakob Berzelius pada tahun
1838.
Biosintesis protein alami sama dengan
ekspresi genetik.
Kode genetik yang dibawa
DNA di
transkripsi menjadi
RNA, yang berperan sebagai cetakan bagi
translasi yang dilakukan
ribosom.
[1]
Sampai tahap ini, protein masih "mentah", hanya tersusun dari asam
amino proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah
protein yang memiliki fungsi penuh secara biologi.
[2][3]
= == Struktur
Struktur tersier protein. Protein ini memiliki banyak struktur sekunder
beta-sheet dan
alpha-helix yang sangat pendek. Model dibuat dengan menggunakan koordinat dari Bank Data Protein (nomor 1EDH).
Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur
primer (tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga),
dan kuartener (tingkat empat):
[4][5]
- struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Frederick Sanger merupakan ilmuwan yang berjasa dengan temuan metode penentuan deret asam amino pada protein, dengan penggunaan beberapa enzim protease
yang mengiris ikatan antara asam amino tertentu, menjadi fragmen
peptida yang lebih pendek untuk dipisahkan lebih lanjut dengan bantuan
kertas kromatografik. Urutan asam amino menentukan fungsi protein, pada
tahun 1957, Vernon Ingram menemukan bahwa translokasi asam amino akan mengubah fungsi protein, dan lebih lanjut memicu mutasi genetik.
- struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari
berbagai rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen. Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya ialah sebagai berikut:
- alpha helix (α-helix, "puntiran-alfa"), berupa pilinan rantai asam-asam amino berbentuk seperti spiral;
- beta-sheet (β-sheet, "lempeng-beta"), berupa
lembaran-lembaran lebar yang tersusun dari sejumlah rantai asam amino
yang saling terikat melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol (S-H);
- beta-turn, (β-turn, "lekukan-beta"); dan
- gamma-turn, (γ-turn, "lekukan-gamma").[4]
- struktur tersier yang merupakan gabungan dari aneka ragam dari
struktur sekunder. Struktur tersier biasanya berupa gumpalan. Beberapa
molekul protein dapat berinteraksi secara fisik tanpa ikatan kovalen membentuk oligomer yang stabil (misalnya dimer, trimer, atau kuartomer) dan membentuk struktur kuartener.
- contoh struktur kuartener yang terkenal adalah enzim Rubisco dan insulin.
Struktur primer protein bisa ditentukan dengan beberapa metode: (1)
hidrolisis protein dengan asam kuat (misalnya, 6N HCl) dan kemudian
komposisi asam amino ditentukan dengan instrumen
amino acid analyzer, (2) analisis sekuens dari ujung-N dengan menggunakan degradasi
Edman, (3) kombinasi dari digesti dengan tripsin dan spektrometri massa, dan (4) penentuan massa molekular dengan
spektrometri massa.
Struktur sekunder bisa ditentukan dengan menggunakan spektroskopi
circular dichroism (CD) dan
Fourier Transform Infra Red (
FTIR).
[6]
Spektrum CD dari puntiran-alfa menunjukkan dua absorbans negatif pada
208 dan 220 nm dan lempeng-beta menunjukkan satu puncak negatif sekitar
210-216 nm. Estimasi dari komposisi struktur sekunder dari protein bisa
dikalkulasi dari spektrum CD. Pada spektrum FTIR, pita amida-I dari
puntiran-alfa berbeda dibandingkan dengan pita amida-I dari
lempeng-beta. Jadi, komposisi struktur sekunder dari protein juga bisa
diestimasi dari spektrum inframerah.
Struktur protein lainnya yang juga dikenal adalah
domain. Struktur ini terdiri dari 40-350 asam amino. Protein sederhana umumnya hanya memiliki satu
domain. Pada protein yang lebih kompleks, ada beberapa
domain
yang terlibat di dalamnya. Hubungan rantai polipeptida yang berperan di
dalamnya akan menimbulkan sebuah fungsi baru berbeda dengan komponen
penyusunnya. Bila struktur
domain pada struktur kompleks ini
berpisah, maka fungsi biologis masing-masing komponen domain penyusunnya
tidak hilang. Inilah yang membedakan struktur
domain dengan struktur kuartener. Pada struktur kuartener, setelah struktur kompleksnya berpisah, protein tersebut tidak fungsional.
===
Kekurangan Protein
Protein sendiri mempunyai banyak sekali fungsi di tubuh kita. Pada
dasarnya protein menunjang keberadaan setiap sel tubuh, proses kekebalan
tubuh. Setiap orang dewasa harus sedikitnya mengonsumsi 1 g protein per
kg berat tubuhnya. Kebutuhan akan protein bertambah pada perempuan yang
mengandung dan atlet-atlet.
Kekurangan Protein bisa berakibat fatal:
- Kerontokan rambut (Rambut terdiri dari 97-100% dari Protein -Keratin)
- Yang paling buruk ada yang disebut dengan Kwasiorkor, penyakit kekurangan protein.[7] Biasanya pada anak-anak kecil yang menderitanya, dapat dilihat dari yang namanya busung lapar, yang disebabkan oleh filtrasi air di dalam pembuluh darah sehingga menimbulkan odem.Simptom yang lain dapat dikenali adalah:
- Kekurangan yang terus menerus menyebabkan marasmus dan berkibat kematian.
Sintese protein
- Artikel utama: Proteinbiosynthese
Dari makanan kita memperoleh Protein. Di sistem pencernaan protein akan diuraikan menjadi
peptid peptid yang strukturnya lebih sederhana terdiri dari asam amino. Hal ini dilakukan dengan bantuan
enzim. Tubuh manusia memerlukan 9
asam amino. Artinya kesembilan asam amino ini tidak dapat disintesa sendiri oleh tubuh
esensiil, sedangkan sebagian asam amino dapat disintesa sendiri atau
tidak esensiil
oleh tubuh. Keseluruhan berjumlah 21 asam amino. Setelah penyerapan di
usus maka akan diberikan ke darah. Darah membawa asam amino itu ke
setiap sel tubuh. Kode untuk asam amino tidak esensiil dapat disintesa
oleh
DNA. Ini disebut dengan DNA
transkripsi. Kemudian karena hasil transkripsi di proses lebih lanjut di
ribosom atau
retikulum endoplasma, disebut sebagai
translasi.
Sumber Protein
Studi dari Biokimiawan USA Thomas Osborne
Lafayete Mendel, Profesor untuk biokimia di Yale, 1914, mengujicobakan protein konsumsi dari daging dan tumbuhan kepada
kelinci.
Satu grup kelinci-kelinci tersebut diberikan makanan protein hewani,
sedangkan grup yang lain diberikan protein nabati. Dari eksperimennya
didapati bahwa kelinci yang memperoleh protein hewani lebih cepat
bertambah beratnya dari kelinci yang memperoleh protein nabati. Kemudian
studi selanjutnya, oleh McCay dari
Universitas Berkeley menunjukkan bahwa kelinci yang memperoleh protein nabati, lebih sehat dan hidup dua kali lebih lama.
Keuntungan Protein
- Sumber energi
- Pembetukan dan perbaikan sel dan jaringan
- Sebagai sintesis hormon,enzim, dan antibodi
- Pengatur keseimbangan kadar asam basa dalam sel
- Sebagai cadangan makanan
Methode Pembuktian Protein
Mineral
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses
geologis. Istilah
mineral termasuk tidak hanya bahan
komposisi kimia tetapi juga
struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi
unsur murni dan
garam sederhana sampai
silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk).
Ilmu yang mempelajari mineral disebut
mineralogi.
Klasifikasi dan definisi mineral
Agar dapat diklasifikasikan sebagai mineral sejati, senyawa tersebut
haruslah berupa padatan dan memiliki struktur kristal. Senyawa ini juga
harus terbentuk secara alami dan memiliki komposisi kimia yang tertentu.
Definisi sebelumnya tidak memasukkan senyawa seperti mineral yang
berasal dari turunan senyawa organik. Bagaimanapun juga, The
International Mineralogical Association tahun 1995 telah mengajukan
definisi baru tentang definisi material:
- Mineral adalah suatu unsur atau senyawa yang dalam keadaan normalnya
memiliki unsur kristal dan terbentuk dari hasil proses geologi.[1]
Klasifikasi modern telah mengikutsertakan kelas organik kedalam
daftar mineral, seperti skema klasifikasi yang diajukan oleh Dana dan
Strunz.
[2][3]
Lihat pula
Lemak
Lemak (
bahasa Inggris:
fat) merujuk pada sekelompok besar
molekul-molekul alam yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen meliputi
asam lemak,
malam,
sterol,
vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak (contohnya A, D, E, dan K),
monogliserida,
digliserida,
fosfolipid,
glikolipid,
terpenoid (termasuk di dalamnya
getah dan
steroid) dan lain-lain.
Lemak secara khusus menjadi sebutan bagi minyak hewani pada
suhu ruang, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair, yang terdapat
pada jaringan tubuh yang disebut
adiposa.
Pada jaringan adiposa,
sel lemak mengeluarkan hormon leptin dan
resistin yang berperan dalam
sistem kekebalan, hormon
sitokina yang berperan dalam komunikasi antar sel. Hormon sitokina yang dihasilkan oleh jaringan adiposa secara khusus disebut hormon
adipokina, antara lain
kemerin,
interleukin-6,
plasminogen activator inhibitor-1,
retinol binding protein 4 (RBP4),
tumor necrosis factor-alpha (TNFα),
visfatin, dan hormon metabolik seperti
adiponektin dan
hormon adipokinetik (Akh).
Sifat dan Ciri ciri
Karena struktur molekulnya yang kaya akan rantai unsur
karbon(-CH2-CH2-CH2-)maka lemak mempunyai sifat hydrophob. Ini menjadi
alasan yang menjelaskan sulitnya lemak untuk larut di dalam air. Lemak
dapat larut hanya di larutan yang apolar atau organik seperti: eter,
Chloroform, atau benzol
Fungsi
Secara umum dapat dikatakan bahwa lemak memenuhi fungsi dasar bagi manusia, yaitu:
[1]
- Menjadi cadangan energi dalam bentuk sel lemak. 1 gram lemak menghasilkan 39.06 kjoule atau 9,3 kcal.
- Lemak mempunyai fungsi selular dan komponen struktural pada membran sel yang berkaitan dengan karbohidrat dan protein demi menjalankan aliran air, ion dan molekul lain, keluar dan masuk ke dalam sel.
- Menopang fungsi senyawa organik sebagai penghantar sinyal, seperti pada prostaglandin dan steroid hormon dan kelenjar empedu.
- Menjadi suspensi bagi vitamin A, D, E dan K yang berguna untuk proses biologis
- Berfungsi sebagai penahan goncangan demi melindungi organ vital dan melindungi tubuh dari suhu luar yang kurang bersahabat.
Lemak juga merupakan sarana sirkulasi energi di dalam tubuh dan komponen utama yang membentuk membran semua jenis sel.
Membran
Sel eukariotik disekat-sekat menjadi
organel ikatan-membran yang melaksanakan fungsi biologis yang berbeda-beda.
Gliserofosfolipid adalah komponen struktural utama dari
membran biologis, misalnya
membran plasma selular dan membran organel intraselular; di dalam sel-sel hewani membran plasma secara fisik memisahkan komponen
intraselular dari lingkungan
ekstraselular. Gliserofosfolipid adalah molekul
amfipatik (mengandung wilayah
hidrofobik dan
hidrofilik) yang mengandung inti gliserol yang terkait dengan dua "ekor" turunan asam lemak oleh ikatan-ikatan
ester dan ke satu gugus "kepala" oleh suatu ikatan ester
fosfat. Sementara gliserofosfolipid adalah komponen utama membran biologis, komponen lipid non-gliserida lainnya seperti
sfingomielin dan
sterol (terutama
kolesterol di dalam membran sel hewani) juga ditemukan di dalam membran biologis.
[2] Di dalam tumbuhan dan alga, galaktosildiasilgliserol,
[3] dan sulfokinovosildiasilgliserol,
[4]
yang kekurangan gugus fosfat, adalah komponen penting dari membran
kloroplas dan organel yang berhubungan dan merupakan lipid yang paling
melimpah di dalam jaringan fotosintesis, termasuk tumbuhan tinggi, alga,
dan bakteri tertentu.
Dwilapis telah ditemukan untuk memamerkan tingkat-tingkat tinggi dari
keterbiasan ganda yang dapat digunakan untuk memeriksa derajat keterurutan (atau kekacauan) di dalam dwilapis menggunakan teknik seperti
interferometri polarisasi ganda.
Cadangan energi
Triasilgliserol, tersimpan di dalam jaringan adiposa, adalah bentuk utama dari cadangan energi di tubuh hewan.
Adiposit,
atau sel lemak, dirancang untuk sintesis dan pemecahan sinambung dari
triasilgliserol, dengan pemecahan terutama dikendalikan oleh aktivasi
enzim yang peka-hormon,
lipase.
[5] Oksidasi lengkap asam lemak memberikan materi yang tinggi kalori, kira-kira 9
kkal/g, dibandingkan dengan 4 kkal/g untuk pemecahan
karbohidrat dan
protein.
Burung pehijrah yang harus terbang pada jarak jauh tanpa makan
menggunakan cadangan energi triasilgliserol untuk membahanbakari
perjalanan mereka.
[6]
Pensinyalan
Di beberapa tahun terakhir, bukti telah mengemuka menunjukkan bahwa
pensinyalan lipid adalah bagian penting dari
pensinyalan sel.
[7] Pensinyalan lipid dapat muncul melalui aktivasi
reseptor protein G berpasangan atau
reseptor nuklir, dan anggota-anggota beberapa kategori lipid yang berbeda telah dikenali sebagai molekul-molekul pensinyalan dan
sistem kurir kedua.
[8] Semua ini meliputi
sfingosina-1-fosfat, sfingolipid yang diturunkan dari seramida yaitu molekul kurir potensial yang terlibat di dalam pengaturan pergerakan kalsium,
[9] pertumbuhan sel, dan apoptosis;
[10] diasilgliserol (DAG) dan
fosfatidilinositol fosfat (PIPs), yang terlibat di dalam aktivasi
protein kinase C yang dimediasi kalsium;
[11] prostaglandin, yang merupakan satu jenis asam lemak yang diturunkan dari eikosanoid yang terlibat di dalam
radang and
kekebalan;
[12] hormon steroid seperti
estrogen,
testosteron, dan
kortisol, yang memodulasi fungsi reproduksi, metabolisme, dan tekanan darah; dan
oksisterol seperti 25-hidroksi-kolesterol yakni
agonis reseptor X hati.
[13]
Fungsi lainnya
Vitamin-vitamin yang "larut di dalam lemak" (
A,
D,
E, dan
K1)
– yang merupakan lipid berbasis isoprena – gizi esensial yang tersimpan
di dalam jaringan lemak dan hati, dengan rentang fungsi yang
berbeda-beda.
Asil-karnitina terlibat di dalam pengangkutan dan metabolisme asam lemak di dalam dan di luar
mitokondria, di mana mereka mengalami
oksidasi beta.
[14] Poliprenol dan turunan terfosforilasi juga memainkan peran pengangkutan yang penting, di dalam kasus ini pengangkutan
oligosakarida
melalui membran. Fungsi gula fosfat poliprenol dan gula difosfat
poliprenol di dalam reaksi glikosilasi ekstra-sitoplasmik, di dalam
biosintesis polisakarida ekstraselular (misalnya, polimerisasi
peptidoglikan di dalam bakteri), dan di dalam protein eukariotik N-
glikosilasi.
[15][16] Kardiolipin
adalah sub-kelas gliserofosfolipid yang mengandung empat rantai asil
dan tiga gugus gliserol yang tersedia melimpah khususnya pada membran
mitokondria bagian dalam.
[17] Mereka diyakini mengaktivasi enzim-enzim yang terlibat dengan
fosforilasi oksidatif.
[18]
Metabolisme
Lemak yang menjadi makanan bagi manusia dan hewan lain adalah
trigliserida, sterol, dan fosfolipid membran yang ada pada hewan dan
tumbuhan. Proses metabolisme lipid menyintesis dan mengurangi cadangan
lipid dan menghasilkan karakteristik lipid fungsional dan struktural
pada jaringan individu.
Biosintesis
Karena irama laju asupan
karbohidrat
yang cukup tinggi bagi makhluk hidup dan puri mirip hanoman, maka
asupan tersebut harus segera diolah oleh tubuh, menjadi energi maupun
disimpan sebagai
glikogen.
Asupan yang baik terjadi pada saat energi yang terkandung dalam
karbohidrat setara dengan energi yang diperlukan oleh tubuh, dan sangat
sulit untuk menggapai keseimbangan ini. Ketika asupan karbohidrat
menjadi berlebih, maka kelebihan itu akan diubah menjadi lemak.
Metabolisme yang terjadi dimulai dari:
Sementara itu:
- lemak yang terkandung di dalam bahan makanan juga dicerna dengan asam empedu menjadi misel.
- Misel akan diproses oleh enzim lipase yang disekresi pankreas menjadi asam lemak, gliserol, kemudian masuk melewati celah membran intestin.
- Setelah melewati dinding usus, asam lemak dan gliserol ditangkap oleh kilomikron dan disimpan di dalam vesikel. Pada vesikel ini terjadi reaksi esterifikasi dan konversi menjadi lipoprotein. Kelebihan lemak darah, akan disimpan di dalam jaringan adiposa, sementara yang lain akan terkonversi menjadi trigliserida,
HDL dan LDL. Lemak darah adalah sebuah istilah ambiguitas yang merujuk
pada trigliserida sebagai lemak hasil proses pencernaan, sama seperti
penggunaan istilah gula darah walaupun:
- trigliserida terjadi karena proses ester di dalam vesikel kilomikron
- lemak yang dihasilkan oleh proses pencernaan adalah berbagai macam asam lemak dan gliserol.
Kejadian ini melibatkan sintesis asam lemak dari
asetil-KoA dan esterifikasi asam lemak pada saat pembuatan triasilgliserol, suatu proses yang disebut
lipogenesis atau
sintesis asam lemak.
[19] Asam lemak dibuat oleh
sintasa asam lemak
yang mempolimerisasi dan kemudian mereduksi satuan-satuan asetil-KoA.
Rantai asil pada asam lemak diperluas oleh suatu daur reaksi yang
menambahkan gugus asetil, mereduksinya menjadi alkohol,
mendehidrasinya menjadi gugus
alkena dan kemudian mereduksinya kembali menjadi gugus
alkana.
Enzim-enzim biosintesis asam lemak dibagi ke dalam dua gugus, di dalam
hewan dan fungi, semua reaksi sintasa asam lemak ini ditangani oleh
protein tunggal multifungsi,
[20] sedangkan di dalam tumbuhan,
plastid dan bakteri memisahkan kinerja enzim tiap-tiap langkah di dalam lintasannya.
[21][22] Asam lemak dapat diubah menjadi triasilgliserol yang terbungkus di dalam
lipoprotein dan disekresi dari hati.
Sintesis
asam lemak tak jenuh melibatkan reaksi
desaturasa, di mana ikatan ganda diintroduksi ke dalam rantai asil lemak. Misalnya, pada manusia, desaturasi
asam stearat oleh
stearoil-KoA desaturasa-1 menghasilkan
asam oleat. Asam lemak tak jenuh ganda-dua (
asam linoleat) juga asam lemak tak jenuh ganda-tiga (
asam linolenat) tidak dapat disintesis di dalam jaringan mamalia, dan oleh karena itu
asam lemak esensial dan harus diperoleh dari makanan.
[23]
Sintesis triasilgliserol terjadi di dalam
retikulum endoplasma
oleh lintasan metabolisme di mana gugus asil di dalam asil lemak-KoA
dipindahkan ke gugus hidroksil dari gliserol-3-fosfat dan
diasilgliserol.
[24]
Terpena dan
terpenoid, termasuk
karotenoid, dibuat oleh perakitan dan modifikasi satuan-satuan
isoprena yang disumbangkan dari prekursor reaktif
isopentenil pirofosfat dan
dimetilalil pirofosfat.
[25] Prekursor ini dapat dibuat dengan cara yang berbeda-beda. Pada hewan dan
archaea,
lintasan mevalonat menghasilkan senyawa ini dari asetil-KoA,
[26] sedangkan pada tumbuhan dan bakteri
lintasan non-mevalonat menggunakan piruvat dan
gliseraldehida 3-fosfat sebagai substratnya.
[25][27] Satu reaksi penting yang menggunakan donor isoprena aktif ini adalah
biosintesis steroid. Di sini, satuan-satuan isoprena digabungkan untuk membuat
skualena dan kemudian dilipat dan dibentuk menjadi sehimpunan cincin untuk membuat
lanosterol.
[28] Lanosterol kemudian dapat diubah menjadi steroid, seperti
kolesterol dan
ergosterol.
[28][29]
Degradasi
Oksidasi beta adalah proses metabolisme di mana asam lemak dipecah di dalam
mitokondria dan/atau di dalam
peroksisoma untuk menghasilkan
asetil-KoA.
Sebagian besar, asam lemak dioksidasi oleh suatu mekanisme yang sama,
tetapi tidak serupa dengan, kebalikan proses sintesis asam lemak. Yaitu,
pecahan berkarbon dua dihilangkan berturut-turut dari ujung karboksil
dari asam itu setelah langkah-langkah
dehidrogenasi,
hidrasi, dan
oksidasi untuk membentuk
asam keto-beta, yang dipecah dengan
tiolisis. Asetil-KoA kemudian diubah menjadi
Adenosina trifosfat, CO
2, dan H
2O menggunakan
daur asam sitrat dan
rantai pengangkutan elektron. Energi yang diperoleh dari oksidasi sempurna asam lemak palmitat adalah 106 ATP.
[30] Asam lemak rantai-ganjil dan tak jenuh memerlukan langkah enzimatik tambahan untuk degradasi.
Gizi dan kesehatan
Sebagian besar lipid yang ditemukan di dalam makanan adalah berbentuk
triasilgliserol, kolesterol dan fosfolipid. Kadar rendah lemak makanan
adalah penting untuk memfasilitasi penyerapan vitamin-vitamin yang larut
di dalam lemak (
A,
D,
E, dan
K) dan
karotenoid.
[31] Manusia dan mamalia lainnya memerlukan makanan untuk memenuhi kebutuhan asam lemak esensial tertentu, misalnya
asam linoleat (
asam lemak omega-6) dan
asam alfa-linolenat (sejenis asam lemak omega-3) karena mereka tidak dapat disintesis dari prekursor sederhana di dalam makanan.
[32] Kedua-dua asam lemak ini memiliki 18 karbon per molekulnya,
lemak majemuk tak jenuh berbeda di dalam jumlah dan kedudukan ikatan gandanya. Sebagian besar
minyak nabati adalah kaya akan asam linoleat (
safflower,
bunga matahari, dan
jagung).
Asam alfa-linolenat ditemukan di dalam daun hijau tumbuhan, dan di
beberapa biji-bijian, kacang-kacangan, dan leguma (khususnya
flax,
brassica napus,
walnut, dan
kedelai).
[33] Minyak ikan kaya akan asam lemak omega-3 berantai panjang
asam eikosapentaenoat dan
asam dokosaheksaenoat.
[34]
Banyak pengkajian telah menunjukkan manfaat kesehatan yang baik yang
berhubungan dengan asupan asam lemak omega-3 pada perkembangan bayi,
kanker,
penyakit kardiovaskular (gangguan jantung), dan berbagai penyakit
kejiwaan, seperti depresi, kelainan hiperaktif/kurang memperhatikan, dan
demensia.
[35][36] Sebaliknya, kini dinyatakan bahwa asupan
lemak trans, yaitu yang ada pada
minyak nabati yang dihidrogenasi sebagian, adalah faktor risiko bagi
penyakit jantung.
[37][38][39]
Beberapa pengkajian menunjukkan bahwa total asupan lemak yang dikonsumsi berhubungan dengan menaiknya risiko
kegemukan[40][41] and diabetes.
[42][43] akan Tetapi, pengkajian lain yang cukup banyak, termasuk
Women's Health Initiative Dietary Modification Trial
(Percobaan Modifikasi Makanan Inisiatif Kesehatan Perempuan), sebuah
pengkajian selama delapan tahun terhadap 49.000 perempuan,
Nurses' Health Study (Pengkajian Kesehatan Perawat dan
Health Professionals Follow-up Study (Pengkajian Tindak-lanjut Profesional Kesehatan), mengungkapkan ketiadaan hubungan itu.
[44][45][46]
Kedua-dua pengkajian ini tidak menunjukkan adanya hubungan antara dari
persentase kalori dari lemak dan risiko kanker, penyakit jantung, atau
kelebihan bobot badan.
Nutrition Source, sebuah situs web yang dipelihara oleh Departemen Gizi di
Sekolah Kesehatan Masyarakat Harvard,
mengikhtisarkan bukti-bukti terkini pada dampak lemak makanan:
"Sebagian besar rincian penelitian yang dilakukan di Harvard ini
menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan lemak di dalam makanan tidak
berhubungan dengan bobot badan atau penyakit tertentu."
[47]