Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

KARBOHIDRAT


 KARBOHIDRAT

Struktur dan Penggolongan Karbohidrat – Dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan aktivitas. Untuk melakukan aktivitas kita memerlukan energi. Energi yang diperlukan kita peroleh dari makanan yang kita makan. Pada umumnya bahan makanan itu mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia, yaitu karbohidrat, protein, dan lemak. Protein dan lemak juga sebagai sumber energi bagi tubuh kita, tetapi karena sebagian besar makanan terdiri atas karbohidrat, maka karbohidratlah yang terutama merupakan sumber energi bagi tubuh.
Energi yang terkandung dalam karbohidrat itu pada dasarnya berasal dari energi matahari. Karbohidrat, dalam hal ini glukosa, dibentuk dari karbon dioksida dan air dengan bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun. Selanjutnya glukosa yang terjadi diubah menjadi amilum dan disimpan pada bagian lain, misalnya pada buah atau umbi. Proses pembentukan glukosa dari karbon dioksida dan air disebut fotosintesis yang secara garis besar reaksinya dapat dituliskan sebagai:
 http://budisma.web.id/wp-content/uploads/2012/12/karbohidrat1.jpg

Karbohidrat dapat didefinisikan sebagai polihidroksialdehida atau polihidroksiketon serta senyawa yang menghasilkannya pada proses hidrolisis. Molekul karbohidrat terdiri atas atom-atom karbon, hidrogen, dan oksigen dengan perbandingan atom hidrogen dan oksigen adalah 2:1.
A. Struktur Karbohidrat
Pada senyawa yang termasuk karbohidrat terdapat gugus fungsi, yaitu gugus –OH, gugus aldehida atau gugus keton. Struktur karbohidrat selain mempunyai hubungan dengan sifat kimia yang ditentukan oleh gugus fungsi, ada pula hubungannya dengan sifat fisika, dalam hal ini aktivitas optik.
1. Rumus Fischer

 http://budisma.web.id/wp-content/uploads/2012/12/karbohidrat2.jpg

Keterangan:
• Garis horizontal: ikatan yang terdapat di muka bidang kertas.
• Garis vertikal: ikatan yang terdapat di sebelah belakang bidang kertas.
2. Rumus Haworth
 http://budisma.web.id/wp-content/uploads/2012/12/karbohidrat3.jpg


3. Aktivitas Optik
Senyawa yang dapat menyebabkan terjadinya pemutaran cahaya terpolarisasi dikatakan mempunyai aktivitas optik. Senyawa yang memutar cahaya terpolarisasi ke kanan diberi tanda + atau d (dekstro), sedangkan yang memutar cahaya terpolarisasi ke kiri diberi tanda – atau l (levo).
4. Konfigurasi Molekul
a. D jika atom C asimetrik yang terjauh dari gugus fungsi mengikat gugus OH di sebelah kanan.
b. L jika atom C asimetrik yang terjauh dari gugus fungsi mengikat gugus –OH di sebelah kiri.
Penggolongan Karbohidrat
1. Monosakarida
Monosakarida adalah karbohidrat yang sederhana, dalam arti molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis dalam kondisi lunak menjadi karbohidrat lain. Monosakarida yang paling sederhana ialah gliseraldehida dan dihidroksiaseton.
Berikut ini beberapa contoh monosakarida.
a. Glukosa
Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan.
b. Fruktosa
Fruktosa adalah suatu ketoheksosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisassi ke kiri, karenanya disebut juga levulosa.
c. Galaktosa
Galaktosa mempunyai sifat memutar bidang cahaya terpolarisasi ke kanan.
d. Pentosa
Beberapa pentosa yang penting, di antaranya ialah arabinosa, xilosa, ribosa, dan 2– deoksiribosa.
2. Oligosakarida
Senyawa yang termasuk oligosakarida mempunyai molekul yang terdiri atas beberapa molekul monosakarida.
a. Disakarida : terbentuk dari dua monosakarida.
b. Trisakarida : terbentuk dari tiga monosakarida.
c. Tetrasakarida : terbentuk dari empat monosakarida.
Berikut ini beberapa contoh senyawa yang termasuk oligosakarida.
a. Sukrosa
Glukosa dan fruktosa jika direaksikan menghasilkan sukrosa. Sukrosa dapat memutar cahaya terpolarisasi ke kanan.
Terbentuknya sukrosa dari reaksi antara glukosa dengan fruktosa
Gambar 5.6 Terbentuknya sukrosa dari reaksi antara glukosa dengan fruktosa.
(Sumber: Chemistry, The Moleculer Nature of Matter and Change, Martin S. Silberberg, USA)
b. Laktosa
Dengan hidrolisis laktosa akan menghasilkan D-galaktosa dan D-glukosa.
c. Maltosa
Maltosa adalah suatu disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa.
d. Rafinosa
Rafinosa adalah suatu trisakarida yang jika dihidrolisis akan menghasilkan galaktosa, glukosa, dan fruktosa.
3. Polisakarida
Pada umunya polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks daripada mono dan oligosakarida. Molekul polisakarida terdiri atas banyak molekul monosakarida. Polisakarida yang terdiri atas satu macam monosakarida saja disebut homopolisakarida, sedangkan yang mengandung senyawa lain disebut heteropolisakarida.
Adapun contoh senyawa homopolisakarida adalah:
a. Amilum
Amilum terdiri atas 250 – 300 unit D–glukosa yang terikat dengan ikatan α 1,4 – glikosidik, jadi molekulnya merupakan rantai terbuka.
b. Glikogen
Glikogen jika dihidrolisis juga akan menghasilkan D–glukosa.
c. Selulosa
Selulosa adalah suatu disakarida yang terdiri atas dua molekul glukosa yang berikatan glikosidik antara atom karbon 1 dengan atom karbon 4. Dengan asam encer tidak dapat terhidrolisis, tetapi oleh asam dengan konsentrasi tinggi dapat terhidrolisis menjadi selobiosa dan D–glukosa. Sedangkan contoh senyawa heteropolisakarida adalah mukopolisakarida. Mukopolisakarida adalah suatu heteropolisakarida, yaitu polisakarida yang terdiri atas dua jenis derivat monosakarida. Derivat monosakarida yang membentuk mukopolisakarida tersebut adalah gula amino dan asam uronat.
Sebelumnya nama "karbohidrat" digunakan dalam kimia untuk senyawa dengan rumus C''m''(H 2 O) n''''. Mengikuti definisi ini, beberapa ahli kimia dianggap formaldehid CH 2 O menjadi karbohidrat sederhana, sedangkan yang lain menyatakan bahwa untuk judul glycolaldehyde Hari ini istilah umumnya dipahami dalam arti biokimia, yang tidak termasuk senyawa dengan hanya satu atau dua karbon.
Sakarida alami umumnya dibangun dari karbohidrat sederhana yang disebut monosakarida dengan formula umum''n''di mana''n''adalah tiga atau lebih. (CH 2 O) Sebuah monosakarida khas memiliki struktur H-(CHOH)''x''(C = O) - (CHOH)''y''-H, yaitu, sebuah aldehid atau keton dengan kelompok hidroksil tambah banyak, biasanya satu pada masing-masing atom karbon yang bukan bagian dari aldehid atau keton kelompok fungsional. Contoh monosakarida adalah glukosa, fruktosa, dan gliseraldehida. Namun, beberapa zat biologis yang biasa disebut "monosakarida" tidak sesuai dengan rumus (misalnya, asam uronic dan deoksi-gula seperti fucose), dan ada banyak bahan kimia yang sesuai dengan formula ini tetapi tidak dianggap monosakarida (misalnya , formaldehida CH 2 O dan inositol (CH 2 O) 6).
Bentuk terbuka rantai monosakarida sering berdampingan dengan bentuk cincin tertutup di mana oksigen dari gugus karbonil C = O digantikan oleh internal-O-jembatan.
Monosakarida dapat dihubungkan bersama-sama ke apa yang disebut polisakarida (atau oligosakarida) dalam berbagai macam cara. Banyak karbohidrat mengandung satu atau lebih unit monosakarida yang dimodifikasi yang memiliki satu atau lebih kelompok diganti atau dihapus. Sebagai contoh, deoksiribosa, komponen DNA, adalah versi modifikasi dari ribosa; kitin terdiri dari unit berulang N-asetilglukosamin, bentuk nitrogen yang mengandung glukosa.
Karbohidrat kimia adalah cabang besar dan ekonomis penting dari kimia organik. Beberapa reaksi organik utama yang melibatkan karbohidrat adalah:
  • Karbohidrat acetalisation
  • Reaksi Cyanohydrin
  • Lobry-de Bruyn-van Ekenstein transformasi
  • Amadori penataan ulang
  • Nef reaksi
  • Wohl degradasi
  • Koenigs-Knorr reaksi
Karbohidrat merupakan senyawa yang mengandung gugus fungsi keton atau aldehid, dan gugus hidroksi.
Ditinjau dari gugus fungsi yang diikat:
1. Aldosa: karbohidrat yang mengikat gugus aldehid. Contoh: glukosa, galaktosa, ribosa
2. Ketosa: karbohdrat yang mengikat gugus keton. Contoh: fruktosa
  • Ditinjau dari hasil hidrolisisnya:
    1. Monosakarida: karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi molekul-molekul karbohidrat yang lebih sederhana lagi. Misalnya: glukosa, fruktosa, ribosa, galaktosa
    2. Disakarida: karbohidrat yang terbentuk dari kondensasi 2 molekul monosakarida. Misalnya: sukrosa (gula tebu), laktosa (gula susu), dan maltosa (gula pati)
    3. Oligosakarida: karbohidrat yang jika dihidrolisis akan terurai menghasilkan 3 – 10 monosakarida, misalnya dekstrin dan maltopentosa
    4. Polisakarida: karbohirdat yang terbentuk dari banyak molekul monosakarida. Misalnya pati (amilum), selulosa, dan glikogen.
    Beberapa monosakarida penting sebagai berikut.
    1. Glukosa
    Glukosa dapat diperoleh dari hidrolisis sukrosa (gula tebu) atau pati (amilum). Di alam glukosa terdapat dalam buah-buahan dan madu lebah. Dalam alam glukosa dihasilkan dari reaksi antara karbondioksida dan air dengan bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun serta mempunyai sifat:
    - Memutar bidang polarisasi cahaya ke kanan (+52.70)
    - Dapat mereduksi larutan fehling dan membuat larutan merah bata
    - Dapat difermentasi menghasilkan alkohol (etanol) dengan reaksi sebagai berikut:
    C6H12O6 ==> 2C2H5OH + 2CO2
    - Dapat mengalami mutarotasi
    2. Fruktosa
    Fruktosa adalah suatu ketoheksosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kiri dan karenanya disebut juga levulosa. Fruktosa mempunyai rasa lebih manis dari pada gula tebu atau sukrosa. Fruktosa dapat dibedakan dari glukosa dengan pereaksi seliwanoff, yaitu larutan resorsinol (1,3 dhidroksi-benzena) dalam asam clorida. Disebut juga sebagai gula buah, dperoleh dari hdrolisis sukrosa; dan mempunyai sifat:
    - Memutar bidang polarisasi cahaya ke kiri (-92.40C)
    - Dapat mereuksi larutan fehling dan membentuk endapan merah bata
    - Dapat difermentasi
    3. Galaktosa
    Umumnya berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa, yaitu gula yang terdapat dalam susu. Galaktosa mempunyai sifat memutar bidang cahaya terpolarisasi ke kanan. Pada proses oksidasi oleh asam nitrat pekat dan dalam keadaan panas galaktosa menghasilkan asam musat yang kurang larut dalam air bila dibandingkan dengan asam sakarat yang dihasilkan oleh oksidasi glukosa. Dapat diperoleh dari hidrolisis gula susu (laktosa), dan mempunyai sifat:
    - Dapat mereduksi larutan fehling membentuk endapan merah bata
    - Tidak dapat difermentasi
    Beberapa disakarida penting sebagai berikut.
    1. Laktosa
    Laktosa memiliki gugus karbonil yang berpotensi bebas pada residu glukosa. Laktosa adalah disakarida pereduksi. Selama proses pencernaan, laktosa mengalami proses hidrolisis enzimatik oleh laktase dari sel-sel mukosa usus.
    Beberapa sifat lakotsa:
    - Hidrolisis laktosa menghasilkan molekul glukosa dan galaktosa
    - Hanya terdapat pada binatang mamalia dan manusia
    - Dapat dperoleh dari hasil samping pembuatan keju
    - Bereaksi positif terhadap pereaksi fehling, benedict, dan tollens
    2. Maltosa
    Beberapa sifat maltosa:
    - Hidrolisis maltosa menghasilkan 2 molekul glukosa
    - Digunakan dalam makanan bayi dan susu bubuk beragi (malted milk)
    - Bereaksi positif terhadap pereaksi fehling, benedict, dan tollens
    3. Sukrosa
    Sukrosa atau gula tebu adalah disakarida dari glukosa dan fruktosa. Sukrosa dibentuk oleh banyak tanaman tetapi tidak terdapat pada hewan tingkat tinggi. Sukrosa mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kanan. Hasil yang diperoleh dari reaksi hidrolisis adalah glukosa dan fruktosa dalam jumlah yang ekuimolekular. Sukrosa bereaks negatif terhadap pereaksi fehling, benedict, dan tollens.
    Beberapa polisakarida penting.
    1. Selulosa
    - Merupakan komponen utama penyusun serat dinding sel tumbuhan
    - Polimer dari glukosa
    - Hirolisis lengkap dengan katalis asam dan enzim akan menghasilkan glukosa
    2. Pati atau amilum
    - Polimer dari glukosa
    - Apabila dilarutkan dalam air panas, pati dapat dipisahkan menjadi amilosa dan amilopektin
    - Amilopektin merupakan polimer yang lebih besar dari amilosa
    - Hirdolisis parsial akan menghasilkan amilosa
    - Hidrolisis lengkap akan menghasilkan glukosa
    3. Glikogen
    - Hidrolisis glikogen akan menghasilkan glukosa
    - Dalam sistem hewan, glikogen digunakan sebagai cadangan makanan (glukosa)
    4. Kitin
    - Bangungan utama dari hewan beraki banyak seperti kepiting
    - Merupakan polimer dari glukosamina
    - Hidrolisis akan menghasilkan 2-amino-2-deoksi-glukosa
    Analisa kualiatif karbohidrat.
    1. Uji Molisch
    - Prinsip reaksi ini adalah dehidrasi senyawa karbohidrat oleh asam sulfat pekat.
    - Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksi metil furfural, sedangkan dehidrasi pentosa menghasilkan senyawa fulfural.
    - Uji positif jika timbul cincin merah ungu yang merupakan kondensasi antara furfural atau hidroksimetil furfural dengan alpha-naftol dalam pereaksi molish.
    2. Uji Seliwanoff
    - merupakan uji spesifik untuk karbohidrat yang mengandung gugus keton atau disebut juga ketosa
    - Jika dipanaskan karbohidrat yang mengandung gugus keton akan menghasikan warna merah pada larutannya.
    3. Uji Benedict
    - merupakan uji umum untuk karbohidrat yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas
    - Uji benedict berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh gugus aldehid atau keton bebas dalam suasana alkalis
    - biasanya ditambahkan zat pengompleks seperti sitrat atau tatrat untuk mencegah terjadinya pengendapan CuCO3
    - uji positif ditandai dengan terbentuknya larutan hijau, merah, orange atau merah bata serta adanya endapan.
    4. Uji Barfoed
    - Digunakan untuk menunjukkan adanya monosakarida dalam sampel
    - Uji positif ditunjukkan dengan terbentuknya endapan merah orange
    5. Uji Iodin
    - Digunakan untuk menunjukkan adanya polisakarida
    - Amilum dengan iodine dapat membentuk kompleks biru
    - Amilopektin dengan iodin akan memberi warna merah ungu
    - sedangkan dengan glikogen dan dekstrin akan membentuk warna merah coklat
    6. Uji Fehling
    - Digunakan untuk menunjukkan adanya karbohidrat pereduksi (monosakarida, laktosa, maltosa, dll)
    - Uji positif ditandai dengan warna merah bata

     

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

KOLORIMETRI
Analisis cara kolorimetri berdasarkan kepeda perbandingan warna larutan yang konsentrasinya tidak diketahui, dengan larutan standar yaitu larutan yang diketahui konsentrasinya. Yang dimaksud dengan warna disini adalah semua warna mulai dari rentang inframerah hingga ultraviolet.berdasarkan intensitas warnanya, konsentrasi zat yang mempunyai warnasendiri dapat diukur. Untuk zat yang tidak berwarna, contoh kita jadikan suatu senyawaan yang berwarnadengan menambahkan pereaksi-pereaksi yang sesuai. Intensitas dari cahaya kemudian dibandingkan dengan suatu larutan standar yang telah diketahui kepekatannya.
Kolorimetri dikaitkan dengan penetapan konsentrasi suatu zat dengan mengukur absorpsi relatif cahaya sehubungan dengan konsentrasi tertentu zat itu. Dalam kolorimetri visual, cahaya putih alamiah ataupun buatan umumnya digunakan sebagai sumber cahaya, dan penetapan biasanya dilakukan dengan suatu instrumen sederhana yang disebut kolorimeter atau pembanding (comparator) warna. Bila mata digantikan oleh sel fotolistrik instrumen ini disebut kolorimeter fotolistrik.
Keuntungan utama metode kolorimeter adalah bahwa metode ini memberikan cara sederhana untuk menentukan kuantitas zat yang sangat kecil. Batas atas metode kolorimeter pada umumnya adalah penetapan konstituen yang ada dalam kuantitas kurang dari 1 atau 2 persen. Penegmbangan kolorimeter fotolistrik yang tidak mahal menyebabkan cabang analisis kimia instrumental ini bahkan dapat dilakukan dalam lembaga pendidikan yang kecil sekalipun.
1.     Teori Kolorimetri
Bila suatu berkas cahaya polikromatik atau monokromatik dialirkanmelalui suatu media yang transparan (gas,cair,padat) maka sebagian cahaya akan :
         Dipantulkan (reflected)
         Diserap media (absorbed)
         Dipancarkan (taransmitted)
Besarnya penyerap akan sebanding dengan tebalnya media dan kepekatan dari zat yang dilarutkan. Tiap media akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawaan/warna yang ada.
Bila:
I0 : Intensitas cahaya mula-mula
Ia : Intensitas cahaya yang diserap
Ir : Intensitas cahaya yang dipantulkan
It : Intensitas cahaya yang dipancarkan,
Maka :
I0 = Ia + Ir + It
             
2.     Hukum-hukum yang melandasi Kolorimetri
  Lambert (1760)
Menyelidiki hubungan terhadap Io dan It terhadap tebal media dan memberikan suatu hukum yang bunyinya :
“Bila suatu cahaya monokromatik melalui suatu media yang transparan maka bertambah turunnya intensitas cahaya yang dipancarkan sebanding dengan bertambahnya tebal media”.
  Beer (1852)
Memberikan suatu hokum yang menunjukan hubungan antara It dan Io terhadap kepekatan (C), yaitu :
“Bila suatu cahaya monokromatis melalui suatu media yang transparan maka bertambah turunnya intensitas cahaya yang dipancarkan sebanding dengan bertambahnya kepekatan (C)”.
  Gabungan Lambert-beer
“Bila suatu cahaya monokromator melalui suatu media yang transparan maka bertambah turunnya intensitas cahaya yang ditruskan sebanding dengan ketebalan dan  kepekatan media”.
3.     Panjang Gelombang warna
•Ultraviolet: <400 nm
•Violet : 400-450 nm
•Biru : 450-500 nm
•Hijau : 500-570 nm
•Kuning : 570-590 nm
•Jingga : 590-620 nm
•Merah : 620-760 nm
•Inframerah : >760 nm
Metode pengukuran maupun perbandingan warna
Asas dasar kebanyakan pengukuran kolorimetrik terdiri dari perbandingan warna yang dihasilkan oleh zat dalam kuantitas yang tak diketahu dengan warna yang sama yang dihasilkan oleh kuantitas yang dikatahui dari zat yang akan ditetapkan itu. Ada enam metode yang biasa digunakan untuk mengukur atau membandingkan warna, yaitu:

a. Metode deret standar       
            Metode ini dilakukan dengan membuat suatu deret larutan standar zat yang akan diketahui konsentrasinya dengan berbagai macam variasi konsentrasi. Kemudian larutan sampel dibandingkan dengan deret yang ada. Larutan dengan warna yang serupa secara eksak dengan standar memiliki konsentrasi sama dengan konsentrasi standar.
b. Metode duplikasi
            Dibuat satu standar dengan konsentrasi yang telah diketahui. Kemudian sampel diberi reagen pewarna yang sama dengan standar hingga warnanya serupa. Metode ini hanyalah metode kira-kira namun cukup sederhana.
c. Metode pengenceran
            Larutan standar dan sampel dimasukkan ke dalam dua tabung dengan ukuran yang sama kemudian dilakukan pengenceran sedikit demi sedikit terhadap larutan yang lebih pekat hingga warnanya sama. Metode sangat tidak tepat.
d. Metode perimbangan
            Hampir sama dengan metode pengenceran, namun tabung yang digunakan Silibder Herner

e. Metode fotometer fotolistrik
            Dalam metode ini mata manusia diganti oleh suatu sel footlistrk yanh sesuai. Instrumrn yang menggunkan fotolistrik mengukur penyerapan cahaya dan bukan warna zat sehingga instrumen ini lebih tepat bernama comparator fotlistrik.
f. Metode spektrofotometer
            Inilah metode paling tepat dalam penentuan konsentrasi zat dalam suatu larutan. Namun memiliki harga yang cukup mahal untuk membeli atau menggunakannya. Hal mengenai spektrofotometer akan dibahas lebih dalam pada artikel-artikel berikutnya.
SPEKTROFOTOMETRI
1.     Pendahuluan
Spektrofotometri merupakan suatu metode analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan mengguankan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detector Fototube. Dalam analisis cara spektrofotometri terdapat tiga daerah panjang gelombang elektromagnetik yang digunakan, yaitu daerah UV (200-380 nm), daerah Visible (380-700 nm), daerah Inframerah (700-3000 nm).
Prinsip kerja spektrofotometri berdasarkan hokum Lambert-Beer, bila cahaya monokromatik (I0),melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It). Transmitans adalah perbandingan intensitas cahaya yang di transmisikan ketika melewati sampel (It) dengan intensitas cahaya mula-mula sebelum melewati sampel (Io). Persyaratan hokum Lambert-Beer antara lain : Radiasi yang digunakan harus monokromatik, rnergi radiasi yang di absorpsi oleh sampel tidak menimbulkan reaksi kimia, sampel (larutan) yang mengabsorpsi harus homogeny, tidak terjadi flouresensi atau phosphoresensi, dan indeks refraksi tidak berpengaruh terhadap konsentrasi, jadi larutan harus pekat (tidak encer).
Beberapa larutan seperti larutan Timbal (Pb2+) dalam air tidak berwarna, supaya timbul earna larutan Pb diekstraksi dengan dithizone sehinggaberubah menjadi berwarna merah. Larutan berwarna merah akan menyerap radiasi pada daerah hijau. Dalam hal ini larutan Pb menunjukkan absorbans maksimum pada panjang gelombang 515 nm.
2.     Jenis-jenis Spektrofotometri
Spektrofotometri terdiri dari beberapa jenis berdasarkan sumber cahaya yang digunakan. Diantaranya adalah sebagai berikut :

1)      Spektrofotometri Vis (Visible)
Pada spektrofotometri ini yang digunakan sebagai sumber sinar/energy dalah cahaya tampak (Visible). Cahaya visible termasuk spectrum elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata manusia. Panjang gelombang sinar tampak adalah 380-750 nm. Sehingga semua sinar yang dapat dilihat oleh mata manusia, maka sinar tersebut termasuk kedalam sinar tampak (Visible).
2)      Spektrofotometri UV (Ultra Violet)
Berbeda dengan spektrofotometri Visible, pada spektrofometri UV berdasarkan interaksi sampel dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang 190-380 nm. Sebagai sumber sinar dapat digunakan lampu deuterium. Deuterium disebut juga heavy hydrogen. Dia merupakan isotop hydrogen yang stabil tang terdapat berlimpah dilaut dan didaratan.
Karena sinar UV tidak dapat dideteksi oleh mata manusia maka senyawa yang dapat menyerap sinar ini terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki warna. Bening dan transparan.
3)      Spektrofotometri UV-Vis
Spektrofotometri ini merupakan gabungan antara spektrofotometri UV dan Visible. Menggunakan dua sumber cahaya berbeda, sumber cahay UV dan sumber cahaya Visible.  Kemudahann Metode ini dapat digunakan baik untuk sampel berwarna juga untuk sampel tak berwarna.
4)      Spektrofotometri IR (Infra Red)
Spektrofotometri ini berdasar kepada penyerapan panjang gelombang Inframerah. Cahaya Inframerah, terbagi menjadi inframerah dekat, pertengahan dan jauh. Inframerah pada spektrofotometri adalah adalah inframerah jauh dan pertengahan yang mempunyai panjang gelombang 2.5-1000 mikrometer. Hasil analisa biasanya berupa signalkromatogram hubungan intensitas IR terhadap panjang gelombang. Untuk identifikasi, signal sampel akan dibandingkan dengan signal standard.
3.     Peralatan spektrofotometer
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur  transmitan atau absorban suatu sampel sebagbai fungsi panjang gelombang. Spektrofotometer ada yang menggunakan berkas rangkap (double beam), tetapi prinsip pengerjaannya sama seperti berkas tunggal (sinle beam) yang secara diagram blok
SPEKTROFOTOMETRI
Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan  sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombamg spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube.
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan spektrofotometer ini, metoda yang digunakan sering disebut dengan spektrofotometri.
Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombangdan dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda.
Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum Lambert-Beer, yaitu :
A =     log ( Io / It )         =  a b c
Keterangan  : Io = Intensitas sinar datang
It = Intensitas sinar yang diteruskan
a = Absorptivitas
b = Panjang sel/kuvet
c = konsentrasi (g/l)
A = Absorban
Spektrofotometri merupakan bagian dari fotometri dan dapat dibedakan dari filter fotometri sebagai berikut :
1. Daerah jangkauan spektrum
Filter fotometr hanya dapat digunakan untuk mengukur serapan sinar tampak (400-750 nm). Sedangkan spektrofotometer dapat mengukur serapan di daerah tampak, UV (200-380 nm) maupun IR (> 750 nm).
2. Sumber sinar
Sesuai dengan daerah jangkauan spektrumnya maka spektrofotometer menggunakan sumber sinar yang berbeda pada masing-masing daerah (sinar tampak, UV, IR). Sedangkan sumber sinar filter fotometer hanya untuk daerah tampak.
3. Monokromator
Filter fotometere menggunakan filter sebagai monokrmator. Tetapi pada spektro digunakan kisi atau prisma yang daya resolusinya lebih baik.
4. Detektor
-   Filter fotometer menggunakan detektor fotosel
-   Spektrofotometer menggunakan tabung penggandaan foton atau fototube.
Komponen utama dari spektrofotometer yaitu :
  1. 1. Sumber cahaya
Untuk radisi kontinue :
-         Untuk daerah UV dan daerah tampak :
-         Lampu wolfram (lampu pijar) menghasilkan spektrum kontiniu pada gelombang 320-2500 nm.
-         Lampu hidrogen atau deutrium (160-375 nm)
-         Lampu gas xenon (250-600 nm)
Untuk daerah IR
Ada tiga macam sumber sinar yang dapat digunakan :
-         Lampu Nerst,dibuat dari campuran zirkonium oxida (38%) Itrium oxida  (38%) dan erbiumoxida (3%)
-         Lampu globar dibuat dari silisium Carbida (SiC).
-         Lampu Nkrom terdiri dari pita nikel krom dengan panjang gelombang 0,4 – 20 nm
-      Spektrum radiasi garis UV atau tampak :
-       Lampu uap (lampu Natrium, Lampu Raksa)
-       Lampu katoda cekung/lampu katoda berongga
-       Lampu pembawa muatan dan elektroda (elektrodeless dhischarge lamp)
-       Laser
  1. 2. Pengatur Intensitas
Berfungsi untuk mengatur intensitas sinar yang dihasilkan oleh sumber cahaya agar sinar yang masuk tetap konstan.
  1. 3. Monokromator
Berfungsi untuk merubah sinar polikromatis menjadi sinar monokromatis sesuai yang dibutuhkan oleh pengukuran
Macam-macam monokromator :
-   Prisma
-   kaca untuk daerah sinar tampak
-   kuarsa untuk daerah UV
-   Rock salt (kristal garam) untuk daerah IR
-  Kisi difraksi
Keuntungan menggunakan kisi :
-   Dispersi sinar merata
-   Dispersi lebih baik dengan ukuran pendispersi yang sama
-   Dapat digunakan dalam seluruh jangkauan spektrum
  1. 4. Kuvet
Pada pengukuran di daerah sinar tampak digunakan kuvet kaca dan daerah UV digunakan kuvet kuarsa serta kristal garam untuk daerah IR.
  1. 5. Detektor
Fungsinya untuk merubah sinar menjadi energi listrik yang sebanding dengan besaran yang dapat diukur.
Syarat-syarat ideal sebuah detektor :
-         Kepekan yang tinggi
-         Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi
-         Respon konstan pada berbagai panjang gelombang.
-         Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.
-         Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi.
Macam-macam detektor :
-    Detektor foto (Photo detector)
-      Photocell
-      Phototube
-      Hantaran foto
-      Dioda foto
-      Detektor panas
  1. 6. Penguat (amplifier)
Berfungsi untuk memperbesar arus yang dihasilkan oleh detektor agar dapat dibaca oleh indikator.
  1. 7. Indikator
Dapat berupa :
-         Recorder
-         Komputer

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS